Sabtu, 15 Oktober 2011

Kelainan Refraktif


Kelainan Refraktif   DEFINISI
Dalam keadaan normal, mata menghasilkan gambaran yang jelas karena cahaya yang masuk dibiaskan oleh kornea dan lensa, sehingga terfokus ke retina. Retina mengirimkan gambaran yang terbentuk ke otak melalui saraf optikus.
Bentuk kornea tetap, tetapi bentuk lensa berubah agar terfokus pada objek yang memiliki jarak yang berlainan dari mata.

Pada kelainan refraktif, cahaya tidak dibiaskan sebagaimana mestinya sehingga gambaran yang terbentuk terlihat kabur.

GEJALA
Jenis-jenis kelainan refraktif:
  1. Miopia
    Mata miopik lebih panjang daripada normal, sehingga cahaya terfokus di depan retina. Objek pada jarak pendek tampak jelas, tetapi objek pada jarak jauh terlihat kabur.
    Pada miopia, objek pada jarak jauh terlihat kabur karena mata terlalu panjang dan gambaran terfokus di depan retina bukan tepat pada retina.

    Miopia merupakan kelainan yang diturunkan dan seringkali ditemukan pada anak-anak ketika mereka berusia 8-12 tahun.
    Antara usia 13-19 tahun, ketika tubuh mengalami pertumbuhan yang pesat, miopia semakin memburuk. Antara usia 20-40 tahun, biasanya terjadi sedikit perubahan.

    Jika sifatnya ringan maka disebut miopia rendah, jika berat disebut miopia tinggi.
    Miopia tinggi memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya pelepasan retina. Penderita miopia harus memeriksakan matanya secara teratur guna mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada retina. Jika retina lepas, maka satu-satunya cara untuk memperbaikinya adalah pembedahan.
  2. Hiperopia / Hipermetropia
    Mata hiperopik lebih pendek daripada normal. Cahaya dari objek jarak dekat (misalnya ketika membaca buku), tidak dapat terfokus secara jelas pada retina.
    Mata terlalu pendek sehingga objek jarak dekat terlihat kabur.

    Hiperopia juga diturunkan.
    Bayi dan anak-anak cenderung mengalami hiperopia ringan. Sejalan dengan pertumbuhan dan bertambah panjangnya mata, hiperopia semakin berkurang.

  1. Astigmata / Astigmatis
    Kornea merupakan jendela mata. Kornea yang normal berbentuk bundar dan licin, seperti halnya bola basket.
    Pada astigmata, kornea lebih melengkung ke satu arah, berbentuk oval.

    Astigmata menyebabkan distorsi atau pandangan kabur pada objek jarak dekat maupun jarak jauh.
    Penglihatan penderita hampir menyerupai penglihatan di rumah kaca, dimana seseorang terlihat terlalu tinggi, terlalu lebar atau terlalu kurus.
    Astigmata bisa ditemukan bersama-sama dengan miopia maupun hiperopia.
  2. Presbiopia
    Pada usia muda, lensa mata masih lunak dan lentur, sehingga bentuknya bisa berubah-ubah guna memfokuskan objek dekat dan objek jauh.
    Setelah berusia 40 tahun, lensa menjadi lebih kaku. Lensa tidak dapat dengan mudah merubah bentuknya sehingga lebih sulit untuk membaca pada jarak dekat.
    Hal ini merupakan suatu keadaan yang normal, yang disebut dengan presbiopia.
    Presbiopia bisa terjadi bersamaan dengan miopia, hiperopia maupun astigmata.

Jika lensa telah diangkat karena katarak tetapi belum diganti dengan lensa implan, pada jarak berapapun benda terlihat kabur; keadaan dimana tidak ada lensa disebut afakia.

DIAGNOSA
Jenis-jenis kelainan refraktif:
  1. Miopia
    Mata miopik lebih panjang daripada normal, sehingga cahaya terfokus di depan retina. Objek pada jarak pendek tampak jelas, tetapi objek pada jarak jauh terlihat kabur.
    Pada miopia, objek pada jarak jauh terlihat kabur karena mata terlalu panjang dan gambaran terfokus di depan retina bukan tepat pada retina.

    Miopia merupakan kelainan yang diturunkan dan seringkali ditemukan pada anak-anak ketika mereka berusia 8-12 tahun.
    Antara usia 13-19 tahun, ketika tubuh mengalami pertumbuhan yang pesat, miopia semakin memburuk. Antara usia 20-40 tahun, biasanya terjadi sedikit perubahan.

    Jika sifatnya ringan maka disebut miopia rendah, jika berat disebut miopia tinggi.
    Miopia tinggi memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya pelepasan retina. Penderita miopia harus memeriksakan matanya secara teratur guna mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada retina. Jika retina lepas, maka satu-satunya cara untuk memperbaikinya adalah pembedahan.
  2. Hiperopia / Hipermetropia
    Mata hiperopik lebih pendek daripada normal. Cahaya dari objek jarak dekat (misalnya ketika membaca buku), tidak dapat terfokus secara jelas pada retina.
    Mata terlalu pendek sehingga objek jarak dekat terlihat kabur.

    Hiperopia juga diturunkan.
    Bayi dan anak-anak cenderung mengalami hiperopia ringan. Sejalan dengan pertumbuhan dan bertambah panjangnya mata, hiperopia semakin berkurang.
  3. Astigmata / Astigmatis
    Kornea merupakan jendela mata. Kornea yang normal berbentuk bundar dan licin, seperti halnya bola basket.
    Pada astigmata, kornea lebih melengkung ke satu arah, berbentuk oval.

    Astigmata menyebabkan distorsi atau pandangan kabur pada objek jarak dekat maupun jarak jauh.
    Penglihatan penderita hampir menyerupai penglihatan di rumah kaca, dimana seseorang terlihat terlalu tinggi, terlalu lebar atau terlalu kurus.
    Astigmata bisa ditemukan bersama-sama dengan miopia maupun hiperopia.
  4. Presbiopia
    Pada usia muda, lensa mata masih lunak dan lentur, sehingga bentuknya bisa berubah-ubah guna memfokuskan objek dekat dan objek jauh.
    Setelah berusia 40 tahun, lensa menjadi lebih kaku. Lensa tidak dapat dengan mudah merubah bentuknya sehingga lebih sulit untuk membaca pada jarak dekat.
    Hal ini merupakan suatu keadaan yang normal, yang disebut dengan presbiopia.
    Presbiopia bisa terjadi bersamaan dengan miopia, hiperopia maupun astigmata.

Jika lensa telah diangkat karena katarak tetapi belum diganti dengan lensa implan, pada jarak berapapun benda terlihat kabur; keadaan dimana tidak ada lensa disebut afakia.

PENGOBATAN
Kacamata & Lensa Kontak

Kacamata dan lensa kontak memperbaiki kelainan refraktif dengan cara menambah atau mengurangi kekuatan fokus pada kornea dan lensa.
Kekuatan yang diperlukan untuk memfokuskan gambaran secara langsung ke retina diukur dalam dioptri. Pengukuran ini juga dikenal sebagai resep kacamata.

Pada miopia, kornea dan lensa terlalu banyak memiliki kekuatan fokus, sehingga cahaya yang dibiaskan bertemu pada suatu titik di depan retina.
Kacamata dan lensa kontak mengatasi keadaan ini dengan cara mengurangi kekuatan fokus mata yang alami dan memungkinkan cahaya terfokus pada retina.
Untuk miopia, resepnya adalah negatif, misalnya -4,25 dioptri.

Pada hiperopia, kacamata dan lensa kontak menambah kekuatan fokus, sehingga kebika memasuki mata, cahaya lebih banyak dibiaskan. Proses ini memindahkan titik fokus ke retina sehingga pandangan menjadi jelas.
Untuk hiperopia, resepnya adalah positif, misalnya +4,25 dioptri.

Pada astigmata, bentuk lensa pada kacamata menggantikan lengkung kornea yang ganjil dan memfokuskan cahaya pada suatu titik di retina.

Kacamata

Cara yang mudah untuk memperbaiki kelainan refraktif adalah dengan menggunakan kacamata.
Lensa plastik untuk kacamata lebih ringan tetapi cenderung meregang, sedangkan lensa kaca lebih tahan lama tetapi mudah pecah.
Kedua jenis lensa tersebut bisa diberi warna atau diberi bahan kimia yang secara otomatis menggelapkan lensa jika penderita berada di bawah sinar.
Lensa juga bisa dilapisi untuk mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang sampai ke mata.

Bifokus adalah kacamata yang digunakan untuk mengatasi presbiopia.
Kacamata ini memiliki 2 lensa, yaitu untuk membaca dipasang di bawah dan untuk melihat jarak jauh di pasang di atas.
Jika penglihatan jarak jauh masih baik, bisa digunakan kacamata untuk baca yang dijual bebas.
Tidak ada latihan atau obat-obatan yang bisa memperbaiki persbiopia.

Lensa kontak

Banyak yang mengira bahwa dengan menggunakan lensa kontak maka penglihatan menjadi lebih alami.
Lensa kontak memerlukan perawatan yang lebih teliti, bisa merusak mata dan pada orang-orang tertentu tidak dapat memperbaiki penglihatan sebaik kacamata..
Lanjut usia dan penderita artritis mungkin akan mengalami kesulitan dalam merawat dan memasang lensa kontak.

Macam-macam lensa kontak:
·  Lensa kontak yang kaku (keras) adalah lempengan tipis yang tebuat dari plastik keras
·  Lensa yang dapat ditembus gas terbuat dari silikon dan bahan lainnya, lensa ini kaku tetapi memungkinkan penghantaran oksigen yang lebih baik ke kornea
·  Lensa kontak hidrofilik yang lunak terbuta dari plastik lentur yang lebih lebar dan menutupi seluruh kornea
·  Lensa non-hidrofilik yang paling lunak terbuat dari silikon.

Lanjut usia biasanya lebih menyukai lensa yang lunak karena perawatannya lebih mudah dan ukurannya lebih besar.
Lensa ini juga tidak mudah lepas atau debu atau kotoran lainnya tidak mudah masuk ke bawahnya. Selain itu lensa kontak yang lunak memberikan kenyamanan ketika pertama kali dipakai, meskipun memerlukan perawatan yang cermat.

Kebanyakan lensa kontak harus dilepas dan dibersihkan setiap hari.
Atau bisa digunakan lensa sekali pakai, ada yang diganti setiap 1-2 minggu sekali atau ada juga yang diganti setiap hari. Lensa sekali pakai tidak perlu dibersihkan dan disimpan karena setiap kali diganti dengan yang baru.

Setiap jenis lensa kontak memiliki resiko yaitu komplikasi yang serius, termasuk ulserasi kornea akibat infeksi yang bisa menyebabkan kebutaan.
Resiko ini bisa dikurangi dengan mengikuti aturan pemakaian dari pembuat lensa kontak dan petunjuk dari dokter mata.
Jika timbul rasa tidak nyaman, air mata yang berlebihan, perubahan penglihatan atau mata menjadi merah, sebaiknya lensa segera dilepas dan periksakan mata ke dokter mata.

Cara membaca resep kacamata

Contoh 1.

Sferis
Silindris
Axis
OD
+2,50
+1,00
180
OS
+1,75
+1,50
180

Resep diatas dibaca sebagai berikut:
Mata kanan positif 2,50; positif 1,00; axis 180. Mata kiri positif 1,75; positif 1,5; axis 180.

Kolum sferis menunjukkan miopia atau hiperopia. Kolum silindris menunjukkan astigmata. Kolum axis menunjukkan orientasi dalam derajat dari bidang horisontal.
Angka silindris menunjukkan perbedaan dioptri antara lengkung kornea terrendah dan lengkung kornea tercuram.

Kekuatan lensa diukur dalam satuan dioptri, yang berdasarkan kepada banyaknya cahaya yang akan dibiaskan melalui lensa.
Jika kekuatan lensa meningkat, maka ketebalan lensapun bertambah.

Terdapat 3 jenis lensa:
·  Lensa Cembung (konveks)
Lensa ini bagian tengahnya lebih tebal, sedangkan ujungnya lebih tipis.
Cahaya dibiaskan ke 1 titik.
Lensa cembung digunakan pada kacamata untuk hiperopia dan pada resep diberi tanda positif (+).
·  Lensa Cekung (konkaf)
Lensa ini memiliki bagian tengah yang lebih tipis dan cahaya dibiaskan secara tersebar.
Lensa ini digunakan untuk mengkoreksi kelainan miopia dan memiliki tanda negatif (-).
·  Lensa Silindris
Lensa ini salah satu sisinya lebih melengkung dibandingkan dengan sisi yang lainnya.
Lensa silindris digunakan untuk memperbaiki astigmata.

Contoh 2.
Sferis
Silindris
Axis
OD (mata kanan)
-1,25
-2,50
90
OS (mata kiri)
-0,75
-2,25
90


+1,50 add


Resep ini dibaca sebagai berikut:
Mata kanan minus 1,25; minus 2,5; axis 90. Mata kiri minus 0,75; minus 2,25; axis 90.
Artinya mata kanan menderita miop sebesar 1? dioptri, astigmata sebesar 2? dioptri dengan orientasi silindris 90?. Mata kiri menderita miop sebesar ? dioptri, astigmata sebesar 2? dioptri dengan orientasi silindris 90?. Diperlukan kacamata bifokus dengan kekuatan lensa sebesar +1? untuk membantu membaca.


Pembedahan & Terapi Laser

Pembedahan dan terapi laser bisa digunakan untuk memperbaiki miopia, hiperopia dan astigmata.
Tetapi prosedur tersebut biasanya tidak mampu memperbaiki penglihatan sebaik kacamata dan lensa kontak.
Sebelum menjalani prosedur tersebut, sebaiknya penderita mendiskusikannya dengan seorang ahli mata dan mempertimbangkan keuntungan serta kerugiannya.

Pembedahan refraktif biasanya dijalani oleh penderita yang penglihatannya tidak dapat dikoreksi dengan kacamata atau lensa kontak dan penderita yang tidak dapat menggunakan kacamata atau lensa kontak.
  1. Keratotomi Radial & Keratotomi Astigmatik
    Keratotomi adalah suatu prosedur pembedahan yang digunakan untuk mengatasi miopia dan astigmata.
    Pada keratotomi radial (KR), dibuat sayatan radial (jari-jari roda) pada kornea, biasanya sebanyak 4-8 sayatan.
    Keratotomi astigmatik (KA) digunakan untuk memperbaiki astigmata alami dan astigmata setelah pembedahan katarak atau pencangkokan kornea. Pada keratotomi astigmatik dibuat sayatan melengkung.

    Karena kornea hanya memiliki ketebalan 0,5 mm, maka kedalaman sayatan harus ditentukan secara tepat.
    Lokasi sayatan ditentukan setelah dilakukan analisa terhadap bentuk kornea dan ketajaman penglihatan penderita.

    Pembedahan bertujuan mendatarkan kornea, sehingga kornea bisa lebih memfokuskan cahaya yang masuk ke retina.
    Dengan pembedahan ini penglihatan penderita menjadi lebih baik dan sekitar 90% penderita yang menjalani pembedahan bisa mengemudi tanpa bantuan kacamata maupun lensa kontak.

    Efek samping:
    - penglihatan berubah-ubah (kadang jelas, kadang kabur), terutama pada beberapa bulan pertama setelah pembedahan
    - kornea menjadi lemah, lebih mudah robek jika terpukul secara langsung
    - infeksi
    - kesulitan dalam memasang lensa kontak
    - silau jika melihat cahaya
    - nyeri yang bersifat sementara.

    Komplikasi:
    - katarak
    - nyeri yang bersifat menetap
    - infeksi serius
    - robekan akibat sayatan
    - hilangnya penglihatan.
  2. Keratektomi Fotorefraktif
    Prosedur pembedahan laser ini bertujuan untuk kembali membentuk kornea.
    Digunakan sinar berfokus tinggi untuk membuang sebagian kecil kornea sehingga bentuknya berubah.
    Dengan merubah bentuk kornea, maka cahaya akan lebih terfokus ke retina dan penglihatan menjadi lebih baik.

    Masa penyembuhan dari terapi laser ini lebih lama dan lebih terasa nyeri dibandingkan dengan pembedahan refraktif.
  3. Laser In Situ Keratomileusis (LASIK)
    LASIK tidak terlalu sakit dan penyembuhan penglihatannya lebih baik dibandingkan dengan keratektomi fotorefraktif.
 Semoga bermanfa'at....... Salam sukses!! 
YAPSI.... BERSAMA UNTUK MAJU, MAJU UNTUK BERSAMA..

Kamis, 13 Oktober 2011

PTERYGIUM


PTERYGIUM
Pterygium berasal dari bahasa Yunani yang berarti sayap. Pterygium merupakan suatu pertumbuhan jaringan konjungtiva yang bersifat degeneratif. Pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah kelopak mata bagian dalam ataupun luar konjungtiva yang meluas sampai daerah kornea. Pterygium berbentuk segitiga dengan puncak di daerah sentral atau kornea. Pterygium dapat mengenai kedua mata. Penyakit ini mudah meradang dan bila terjadi iritasi maka bagian pterygium tersebut akan berwarna merah.
Keadaan ini diduga merupakan fenomena iritatif akibat sinar ultraviolet, pengeringan dan lingkungan dengan angin banyak, karena sering terdapat pada orang yang sebagian besar hidupnya berada pada di lingkungan berangin, penuh sinar matahari, berdebu dan berpasir.
Pterygium dapat tidak memberikan keluhan atau akan memberikan keluhan mata iritatif, merah, dan mungkin menimbulkan astigmatisme yang akan memberikan gangguan tajam penglihatan.
Pengobatan tidak diperlukan karena sering bersifat rekuren/kambuh, terutama pada pasien yang masih muda ( < 40 tahun ) tingkat kekambuhan dapat mencapai 50%. Bila pterygium meradang dapat diberikan steroid atau suatu tetes mata dekongestan. Bila pterygium meluas sampai menutup pupil maka harus dilakukan pembedahan dengan mengangkat jaringan pterygium tersebut beserta sebagian kecil lapisan kornea bagian atas yang melewati daerah pelanggaran ini. Untuk mencegah kekambuhan khususnya pada orang yang bekerja di luar, yang bersangkutan harus memakai kaca mata pelindung.
Tindakan pembedahan adalah suatu tindakan bedah plastic yang dilakukan bila pterygium telah mengganggu penglihatan. Pterygium harus dibedakan dengan Pseudopterygium, yang merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat. Sering pseudopterygium ini terjadi pada proses penyembukan tukak kornea, sehingga konjungtiva akan menutupi kornea. Letak pseudopterygium ini pada daerah konjungtiva yang terdekat dengan proses kelainan kornea sebelumnya. Perbedaan dengan pterygium selain pada letaknya adalah Pseudopterygium tidak harus pada celah kelopak mata. Selain itu dari anamnesis dengan pasien terdapat riwayat kelainan kornea sebelumnya, misalnya tukak/ulkus kornea.

Katarak


Katarak   DEFINISI
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.


Katarak

PENYEBAB
Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui.

Katarak biasanya terjadi pada usia lanjut dan bisa diturunkan.
Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya.

Katarak bisa disebabkan oleh:
·  Cedera mata
·  Penyakit metabolik (misalnya diabetes)
·  Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).

Katarak kongenitalis adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir (atau beberapa saat kemudian).
Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal dominan) atau bisa disebabkan oleh:
- Infeksi kongenital, seperti campak Jerman
- Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia.
Faktor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah:
- penyakit metabolik yang diturunkan
- riwayat katarak dalam keluarga
- infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan.

Katarak pada dewasa biasanya berhubungan dengan proses penuaan.
Katarak pada dewasa dikelompokkan menjadi:
  1. Katarak immatur : lensa masih memiliki bagian yang jernih
  2. Katarak matur : lensa sudah seluruhnya keruh
  3. Katarak hipermatur : ada bagian permukaan lensa yang sudah merembes melalui kapsul lensa dan bisa menyebabkan peradangan pada struktur mata yang lainnya.

Kebanyakan lensa agak keruh setelah usia 60 tahun.
Sebagian besar penderita mengalami perubahan yang serupa pada kedua matanya, meskipun perubahan pada salah satu mata mungkin lebih buruk dibandingkan dengan mata yang lainnya.
Banyak penderita katarak yang hanya mengalami gangguan penglihatan yang ringan dan tidak sadar bahwa mereka menderita katarak.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya katarak adalah:
- kadar kalsium darah yang rendah
- diabetes
- pemakaian kortikosteroid jangka panjang
- berbagai penyakit peradangan dan penyakit metabolik.
- faktor lingkungan (trauma, penyinaran, sinar ultraviolet).

GEJALA
Semua sinar yang masuk ke mata harus terlebih dahulu melewati lensa. Karena itu setiap bagian lensa yang menghalangi, membelokkan atau menyebarkan sinar bisa menyebabkan gangguan penglihatan.
Beratnya gangguan penglihatan tergantung kepada lokasi dan kematangan katarak.

Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan penglihatan yang muncul secara bertahap.
Gangguan penglihatan bisa berupa:
- kesulitan melihat pada malam hari
- melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata
- penurunan ketajaman penglihatan (bahkan pada siang hari).

Gejala lainnya adalah:
- sering berganti kaca mata
- penglihatan ganda pada salah satu mata.

Kadang katarak menyebabkan pembengkakan lensa dan peningkatan tekanan di dalam mata (glaukoma), yang bosa menimbulkan rasa nyeri.



DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan adalah:
·  Pemeriksaan mata standar, termasuk pemeriksaan dengan slit lamp
·  USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.

PENGOBATAN
Satu-satunya pengobatan untuk katarak adalah pembedahan.
Pembedahan dilakukan jika penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kaca mata untuk melakukan kegitannya sehari-hari.
Beberapa penderita mungkin merasa penglihatannya lebih baik hanya dengan mengganti kaca matanya, menggunakan kaca mata bifokus yang lebih kuat atau menggunakan lensa pembesar.
Jika katarak tidak mengganggu biasanya tidak perlu dilakukan pembedahan.

Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan.
  1. Pengangkatan lensa
    Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa:
    - Pembedahan ekstrakapsuler : lensa diangkat dengan meninggalkan kapsulnya.
    Untuk memperlunak lensa sehingga mempermudah pengambilan lensa melalui sayatan yang kecil, digunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi (fakoemulsifikasi).
    - Pembedahan intrakapsuler : lensa beserta kapsulnya diangkat. Pada saat ini pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan.
  2. Penggantian lensa
    Penderita yang telah menjalani pembedahan katarak biasanya akan mendapatkan lensa buatan sebagai pengganti lensa yang telah diangkat.
    Lensa buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokuler, biasanya lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata.

Operasi katarak sering dilakukan dan biasanya aman. Setelah pembedahan jarang sekali terjadi infeksi atau perdarahan pada mata yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan yang serius.
Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan, selama beberapa minggu setelah pembedahan diberikan tetes mata atau salep.
Untuk melindungi mata dari cedera, penderita sebaiknya menggunakan kaca mata atau pelindung mata yang terbuat dari logam sampai luka pembedahan benar-benar sembuh.

PENCEGAHAN
Pencegahan utama adalah mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak dan menghindari faktor-faktor yang mempercepat terbentuknya katarak.

Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisa mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata.

Berhenti merokok bisa mengurangi resiko terjadinya katarak.
Semoga bermanfaat.